Jejak-jejak tarian jempolku di keypad HPku mengukir layar monitor HP
di koment-koment status FBmu atau pesan-pesan FBmu, kadang kala
jejak-jejak tarian jemariku di keyboard juga turut menghiasinya. Berawal
dari keisengan bercanda lewat FB aku mengenalmu. Kau ceritakan
tentangmu sedikit demi sedikit padaku dan akupun juga demikian bercerita
sedikit demi sedikit tentangku padamu, sehingga hamper semua aku
mengetahui tentangmu lewat ceritamu, meski sebenarnya aku juga gak
ngerti kamu bohong tau jujur padaku, mungkin kerena terbawa alunan emosi
yang menghanyutkanku akupun begitu saja mempercayai cerita-ceritamu.
Hampir
setiap saat kita bercanda, saling ejek atau bercerita di FB, hingga
kita saling tukar nomor HP dan komunikasipun berubah dari hanya di FB
sekarang bertambah ke SMS dan suara di telingaku lewat speaker HPku, ada
getaran-getaran yang takbisa kuungkapkan ketika mendengar suaramu,
entah itu apa namanya, mungkin sebenarnya hanya sebuah ketergantungan
kebersamaan yang muncul dari sebuah kebiasaan
Sehari saja tidak
bercanda begitu rindunya hati ini, semakin hari semakin menyiksa beban
kerinduan yang tercipta dan hanya bisa tertuangkan lewat jejak tarian
jempol atau suara yang tertransfer lewat ponselku, memercikkan api
hayalan-hayalanku tentangmu hingga memunculkan rasa-rasa yang lain
tentangmu, ataukah itu hanya fatamorgana di alam hayalku saja? Saat kau
ungkapkan persaanmu padaku akupun semakin hanyut dalam buaian dan
pelukan emosi dalam hayalanku tentangmu, semakin kuat keinginan untuk
bersamamu di setiap perjalanan sang waktu, hingga sejenak terlupakan
keseharianku untuk melaksanakan rutinitasku, yang ada hanya keinginan
untuk bersamamu meski lewat jejak tarian jempolku atau lewat merdu suara
serak-serakmu menyentuh gendang telingaku
Seiring perjalanan
sang waktu sedikit demi sedikit kau semakin menguasai hati dan
rutinitasku, hingga memunculkan cengkeraman keinginan dan harapanmu di
balik alasan rasa sayangmu padaku, dan akupun semakin sering malakukan
sesuatu yang sebelumnya aku malu untuk melakukannya, namun demi sedikit
menyenangkan dan membahagiakanmu aku rela melakukannya. Cengkeraman
bilah-bilah kukumu semakin dalam menusukku membuatkan
peraturan-peraturan baru untukku, takboleh begini tak boleh begitu,
harus begini harus begitu, hingga aku takmampu berfikir secara jernih
lagi, kecerdasanku menurun drastis, namun aku tetap mengukutimu, aku
bingung ketika ada nada kemarahan di tulisanmu, atau tak kau anggkat
teleponmu ketika aku menghubungimu lewat telepon
Sedikit saja aku
lengah atau tertidur ketika aturanmu harus kujalani kemarahanmu akan
meledak seperti letusan gunung berapi, dan ketika kutanyakan padamu
kaupun hanya menjawab bahwa semua itu muncul karena kau menyayangiku,
akupun semakin merasa bodoh, karena hampir semua yang kulakukan serba
salah, entah itu menurutmu atau menurut teman dan sahabatku, semua
menganggap aku salah dan sering jadi bahan tertawaan sahabat-sahabat dan
teman-temanku, aku semakin tidak bisa menjadi diriku sendiri lantaran
alasan rasa sayangmu padaku. Kau selalu mengatakan bahwa kau sudah
begini dan begitu padaku hingga aku harus mengikuti keinginanmu yang
semakin mencengkeram dan membelenggu keseharianku, hatiku bahkan
fikiranku, aku sangat kehilangan diriku sendiri, terasa semua yang sudah
kelakukan padamu takberharga karena takpernah kau singgung apa yang
telah kulakukan padamu selain apa yang telah kau lakukan padaku
Ketika
kesadaranku mulai mucul, aku berfikir tentangmu, bahwa kau bisa
dibilang sungguh lucu dan aku juga, ketika kau berada di alam mayaku
saja peraturan yang kau katakan sebagai ungkapan rasa sayangmu padaku
harus kujalani dengan begitu ketatnya, padahal kau takmelihat
keseharianku, kegiatanku dan apa saja tanggung jawab rutinitasku, hampir
semua harus kulaporkan padamu. Semakin kunikmati semakin terasa sangat
konyol, karena ketika kau marah dan menuntutku untuk begini dan begitu
kubohongipun sebenarnya kau taktahu, saat kau marah-marah lewat telepon
dan telepon kumatikanpun sudah selesai, namun konyolnya aku malah
mendengarkan kemarahnmu lewat telepon dan berusaha menuruti kemauanmu.
Aku
semakin menyadari kebenaran ucapan temanku bahwa suatu saat aku akan
marah-marah pada pesawat teleponku sendiri, aku semakin paham bahwa
kegilaanku sudah sangat parah, karena aku menuruti peraturan yang justru
tidak membuatku sehat ataupun senang, namun malah membuatku tersiksa.
Tenggelamlah cinta FBku di beranda alam mayaku, terima kasih kau telah
mengisi alam hayalan dan angan-anganku meskipun hanya seumur jagung,
namun itu sangat terasa di relung hatiku.
Logika di otakku
membuka mata hatiku untuk berfikir bahwa kau hanya di beranda FBku, aku
tidak bisa menyentuhmu dan kaupun juga begitu,berfikirlah bahwa ini
hanya sebuah reaksi dari emosi yang tercipta dari alam maya dan sering
menjadi hal negatif di alam nyata ini, jika kau marah padaku hapus saja
aku dari daftar teman FBmu, atau blokir saja dan akupun akan mematikan
telepon ketika kau marah-marah lewat telepon, karena “buat apa mendengar orang marah-marah, apalagi alasan kemarahnnya tidak jelas, masih lebih menyehatkan mendengar orang tertawa atau bernyanyi jika sama-sama lewat telepon.”
pernah saya publikasikan (2011)
Selengkapnya »